Hikmah di Balik Larangan Mengadu Domba-Lembar Islam
Salah satu manifestasi dari ajaran ini adalah larangan keras terhadap perbuatan mengadu domba atau namimah. Perbuatan ini, sekilas tampak sepele, namun dampaknya sangat merusak dan berpotensi menimbulkan perpecahan yang meluas di tengah masyarakat. Lebih dalam lagi, hikmah di balik larangan ini menyentuh aspek spiritual, sosial, dan bahkan psikologis individu. [link: hikmah-me.blogspot.com]
Mengadu domba, dalam istilah agama, didefinisikan sebagai menyampaikan informasi yang salah atau setengah benar dengan tujuan untuk memecah belah hubungan antar individu atau kelompok. Tujuannya adalah untuk menimbulkan perselisihan, permusuhan, dan pertikaian di antara mereka. Perbuatan ini merupakan bentuk ghidhab (kebencian) dan hasad (dengki) yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an dan Hadits, larangan ini ditegaskan dengan sangat kuat, menunjukkan betapa seriusnya dampak negatif dari perbuatan ini. [link: hikmah-me.blogspot.com]
Salah satu dalil yang menunjukkan larangan mengadu domba adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Hujurat ayat 12:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah menggunjing sebagian kamu kepada sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Ayat ini secara tegas melarang tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain) dan ghibah (menggunjing), yang keduanya erat kaitannya dengan mengadu domba. Menggunjing, meskipun tidak secara langsung menyebabkan perselisihan, namun dapat menjadi pemicu terjadinya perselisihan. [link: hikmah-me.blogspot.com] Ia meletakkan benih-benih permusuhan yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak lain untuk mengadu domba.
Hadits Nabi Muhammad SAW juga menekankan larangan ini. Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah kamu saling hasud, jangan saling dengki, jangan saling membenci, jangan saling berpaling, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara." (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa sikap hasad, dengki, dan kebencian merupakan akar dari perbuatan mengadu domba. Sikap-sikap negatif ini harus dihindari agar tercipta hubungan yang harmonis di antara sesama muslim. [link: hikmah-me.blogspot.com] Perbuatan mengadu domba justru bertentangan dengan ajaran persaudaraan dalam Islam.
Hikmah di balik larangan mengadu domba sangatlah banyak. Berikut beberapa hikmah tersebut:
Menjaga Keutuhan Umat: Mengadu domba dapat memecah belah persatuan umat. Perselisihan yang ditimbulkan dapat menyebabkan permusuhan, pertikaian, bahkan konflik yang lebih besar. Keutuhan umat Islam sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan di era modern. [link: hikmah-me.blogspot.com] Dengan menjaga persatuan, umat Islam akan lebih kuat dan mampu menghadapi berbagai permasalahan.
Menciptakan Ketenangan Sosial: Suasana masyarakat yang damai dan tenang sangat penting untuk kemajuan dan kesejahteraan. Mengadu domba justru menciptakan kegaduhan, ketidakpercayaan, dan ketidakstabilan sosial. Ketenangan sosial merupakan fondasi bagi pembangunan dan perkembangan masyarakat. [link: hikmah-me.blogspot.com]
Menjaga Kehormatan Diri: Orang yang suka mengadu domba biasanya memiliki karakter yang tidak terpuji. Mereka gemar menyebarkan fitnah dan kebohongan untuk mencapai tujuannya. Perbuatan ini menunjukkan rendahnya akhlak dan moral seseorang. [link: hikmah-me.blogspot.com] Sebaliknya, orang yang menghindari mengadu domba akan mendapatkan kehormatan dan kepercayaan dari orang lain.
Menjaga Hubungan Baik: Mengadu domba dapat merusak hubungan baik antar individu dan kelompok. Perselisihan yang ditimbulkan dapat menyebabkan permusuhan yang berkepanjangan. Membangun dan menjaga hubungan baik merupakan bagian penting dari ajaran Islam. [link: hikmah-me.blogspot.com]
Menghindari Murka Allah SWT: Mengadu domba merupakan perbuatan dosa yang dapat menyebabkan murka Allah SWT. Allah SWT sangat membenci perbuatan yang dapat memecah belah persatuan umat-Nya. [link: hikmah-me.blogspot.com] Oleh karena itu, setiap muslim harus menghindari perbuatan ini dan senantiasa berusaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
Menjaga Kesehatan Mental: Orang yang suka mengadu domba biasanya memiliki hati yang penuh dengan kebencian dan dengki. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan mental lainnya. [link: hikmah-me.blogspot.com] Sebaliknya, orang yang menghindari mengadu domba akan memiliki hati yang tenang dan damai.
Menumbuhkan Rasa Empati dan Simpati: Dengan menghindari mengadu domba, seseorang akan lebih mudah untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami perasaan mereka. Hal ini akan menumbuhkan rasa empati dan simpati. [link: hikmah-me.blogspot.com]
Meningkatkan Kualitas Iman: Menghindari perbuatan mengadu domba menunjukkan kualitas iman seseorang yang tinggi. Seseorang yang beriman akan senantiasa berusaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat. [link: hikmah-me.blogspot.com]
Kesimpulannya, larangan mengadu domba dalam Islam memiliki hikmah yang sangat luas dan mendalam. Perbuatan ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga berdampak negatif pada aspek spiritual dan psikologis individu. Oleh karena itu, setiap muslim harus senantiasa menghindari perbuatan ini dan berusaha untuk membangun hubungan yang harmonis dan penuh persaudaraan dengan sesama. Mari kita bersama-sama menjaga keutuhan umat dan menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera. [link: hikmah-me.blogspot.com]